Senin, 24 Juni 2013

Kapan Season Selanjutnya?



Kapan Season Selanjutnya?

Sebuah kalimat pertanyaan yang sering
dilontarkan setelah sebuah judul anime berakhir,
"Kapan season selanjutnya?", sering diajukan oleh
penonton baru. Atau penonton yang terbiasa
dengan anime model *uhuk-uhuk Tersanjung
seperti BON dan Detektif Conan juga sering
mempertanyakan season lanjutan. Pada umumnya
mereka kurang puas dengan jumlah episode yang
hanya terdiri atas 13 atau 26 episode.
Kenyataannya membuat season selanjutnya
sebuah serial anime adaptasi tidaklah gampang.
Proses produksi anime yang rumit membuat studio
anime harus berhati-hati mengambil keputusan
untuk membuat season lanjutan. Membuat
anime tidak sama dengan membuat serial live
misalnya Heroes atau Supranatural yang asal
script-nya sudah ada, aktor tinggal shooting. Kalau
anda sudah membaca salah satu artikel di edisi
6, tantangan terbesar membuat anime adalah
menggambar tiap frame. Ini membutuhkan biaya
dan waktu yang tidak sedikit. Jika mereka salah
perhitungan dan anime yang sudah dibuat tidak
laku, bisa rugi besar.
Melihat trend masa kini, umumnya sebuah studio
dan komite yang mensponsori pembuatan anime
melihat dari jumlah keuntungan yang didapat dari
season pertama. Lalu pertimbangan selanjutnya
adalah jumlah material cerita jika anime tersebut
merupakan adaptasi dari media lain seperti manga
atau light novel. Bila keduanya tidak terpenuhi,
kecil kemungkinan ada season selanjutnya.

Jumlah Keuntungan
Anime di Jepang adalah industri. Mereka
menciptakan profit melalui sebuah tayangan
hiburan. Dari mana mereka mendapat profit
jika menyangkan secara cuma-cuma di televisi?
Salah satu pendapatan terbesar adalah melalui
penjualan DVD dan BD. Ini yang sering dijadikan
tolak ukur penonton anime veteran dalam
memperkirakan potensial produksi season
selanjutnya. Jumlah penjualan DVD/BD ini ramai
diperbincangkan di forum-forum online karena
cukup berhubungan dengan kemungkinan dibuat
season selanjutnya.
Harga per volume sebuah DVD/BD yang masih
baru rilis berada pada rentang ¥6000 ~ ¥8000.
Sebuah volume biasanya terdiri atas 2 episode,
kadang ada yang 3 episode. Harga ini akan
terkena diskon jika barangnya terlalu lama berada
di gudang toko. Bisa turun hingga ¥5000 atau
bahkan bila tak beruntung karena tidak laku-laku
ada yang diturunkan hingga ¥2000 bahkan kurang.

Harga DVD/BD
ini berkaitan erat
dengan biaya
pembuatan
sebuah anime.
Menurut sumber,
sebuah episode
anime dengan durasi 23 menit bisa menghabiskan biaya produksi
hingga ¥11.000.000. Ini biaya produksi tahun pada
2010. Tentu saja tidak flat 11 juta yen. Tergantung
tingkat kualitas animasi yang ingin dihasilkan.
Makin sederhana animasinya, makin murah biaya
pembuatannya. Jika sebuah penjualan anime tidak
mampu melampaui break even point dari total
biaya produksinya, jangan terlalu berharap dengan
pembuatan season kedua.
Break even point atau para fans anime
menyebutnya sebagai Manabi line, biasanya
berada di kisaran 3000 ~ 4000 copy per volume.
Artinya sebuah produksi anime bisa dikatakan
balik modal jika mendapatkan penjualannya
mencapai 3000 hingga 4000 copy per volume.
Namun sesuai namanya BEP, jumlah uang yang
didapat hanya berkisar total produksi satu episode.
Jika profitnya nyaris tidak ada atau bahkan rugi
misalnya penjualan dibawah 1 frt, studio anime
yang bersangkutan akan enggan membuat season
selanjutnya karena khawatir juga tidak akan
mendapatkan profit yang bagus.
Jika penjualan mencapai angka yang fantastis,
melebihi 10.000 keping per volume, studio anime
dan komite yang mendanai sangat percaya
diri untuk membuat season selanjutnya. Yang
penjualannya pada rentang 5000 ~ 10.000 juga
tetap memungkinkan. Tentu ini tidak berlangsung
instant. Season kedua bisa tayang dalam jeda
waktu kurang dari setahun saja sudah termasuk
cepat. Menunggu 2 sampai 3 tahun sudah menjadi
hal yang biasa. Oh ini tidak berlaku untuk anime
yang memang direncanakan tayang dalam 2 cour
seperti Fate/Zero dan Jormungand. Dua judul
anime ini sengaja dipisah dalam season yang
berbeda untuk memberikan waktu bagi studio
mengerjakan episode yang masih belum selesai.

Ketersediaan Material
Sejak keberhasilan Kyoto Animation mengadaptasi
light novel Suzumiya Haruhi no Yuutsu dan visual
novel Clannad menjadi anime, banyak studio lain yang mengikuti langkah ini. Yaitu mengadaptasi
light novel atau visual novel menjadi anime.
Namun juga masih ada anime yang mengadaptasi
dari media manga semisal Nichibros.
Material cerita juga menjadi salah satu faktor
penting akan potensi produksi season lanjutan.
Jika kisah dalam media asli tidak mencukupi
untuk dibuat menjadi 13 episode, tentu saja tidak
akan dibuat lanjutannya. Ada juga judul yang
diperkirakan sudah cukup untuk dibuat menjadi 13
episode, tidak segera mendapat produksi season
berikutnya. Tingkat kesulitan memvisualisasikan
kisah light novel atau visual novel menjadi anime
juga menjadi salah satu kendala. Studio tak ingin
mengecewakan fans dengan membuat anime
yang kisahnya terlalu melenceng dari media asli.
Hal ini tak berlaku untuk J.C. Staff yang dengan
gagah berani mengubah kisah di versi anime.
Material kisah pun juga membutuhkan lisensi
dari penerbit dan pengarang aslinya. Jika mereka
tidak mengizinkan, ya sama saja studio tidak bisa
membuat anime-nya. Untuk membuat season
selanjutnya, kadang perlu dibuat kesepakatan baru
karena ini sudah menyangkut dengan uang.

Quantity ≠ Quality
Karena selera pasar Jepang yang sedikit twisted
ada kalanya anime dengan cerita yang menarik
dan bagus, bisa gagal di penjualan. Bila anime
yang gagal ini memang sudah ditamatkan atau
dengan kata lain memang memiliki ending
memuaskan dan tak mungkin disambung ke
season berikutnya, mungkin penonton tak
mempermasalahkan. Kadangkala juga, anime
dengan cerita yang dangkal, sering mengumbar
fanservice berlebihan malah mendapat sukses dari
segi penjualan. Kesuksesan ini membuat studio
tersebut melanjutkan ke season 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar